Malanginside

23 March 2009

Historiografi Singkat Soekaboemi

Nama Soekaboemi sebenarnya telah ada sebelum hari jadi Kota Sukabumi yaitu 13 Januari
1815. Kota yang saat ini berluas 48,15 km2 ini asalnya terdiri dari beberapa kampung bernama Cikole dan Paroeng Seah, hingga seorang ahli bedah bernama Dr. Andries de Wilde menamakan Soekaboemi. Perlu diketahu Andris de Wilde ini juga adalah seorang Preanger Planter (kopi dan teh) yg bermukim di Bandoeng, dimana eks rumah tinggal dan gudang kopinya sekarang dijadikan Kantor Pemkot Bandung.
Awalnya ia mengirim surat kepada kawannnya Pieter Englhard mengajukan permohonan
kepada pemerintah untuk mengganti nama Cikole (berdasar nama sungai yg membelah kota Sukabumi) dengan nama Soekaboemi 13 Januari 1815. Dan sejak itulah Cikole resmi menjadi Soekaboemi. Kata Soekaboemi berasal dari bahasa Sunda soeka-boemen yang bermakna udara sejuk dan nyaman, dan mereka yang datang tidak ingin pindah lagi karena suka dengan kondisi alamnya. Namun, bukan berarti hari jadi Kota Sukabumi jatuh pada tanggal tersebut.
Ceritanya memang tidak singkat, bermula dari komoditas kopi yang banyak dibutuhkan
VOC, Van Rie Beek dan Zwadecroon berusaha mengembangkan lebih luas tanaman kopi di
sekitar Bogor, Cianjur, dan Sukabumi. Tahun 1709 Gubernur Van Riebek mengadakan
inspeksi ke kebun kopi di Cibalagung (Bogor), Cianjur, Jogjogan, Pondok Kopo, dan
Gunung Guruh Sukabumi. Dan inilah salah satu alasan dibangunnya jalur lintasan kereta-api yg menghubungkan Soekaboemi dengan Buitenzorg dan Batavia di bagian barat dan Tjiandjoer (ibukota Priangan) dan Bandoeng di timur.

Saat itu, de Wilde adalah pembantu pribadi Gubernur Jenderal
Daendels dan dikenal sebagai tuan tanah di Jasinga Bogor.
Pada 25 Januari 1813, ia membeli tanah di Sukabumi yang luasnya lima per duabelas bagian di seluruh tanah yang ada di Sukabumi seharga 58 ribu ringgit Spanyol. Tanah tersebut berbatasan dengan Lereng Gunung Gede Pangrango di sebelah utara, Sungai Cimandiri di bagian selatan, lalu di arah barat berbatasan langsung dengan Keresidenan Jakarta dan Banten dan di sebelah Timur dengan Sungai Cikupa.
Pada 1 April 1914, Sukabumi diangkat statusnya menjadi Gemeente. Alasannya, di kota ini banyak berdiam orang Belanda dan Eropa pemilik perkebunan (Preanger Planters) di daerah Selatan dan harus mendapatkan kepengurusan dan pelayanan yang istimewa. Pada tanggal yang sama 354 tahun yang lalu, Belanda bangga memenangkan perang melawan Spanyol.
Itulah mengapa tanggal 1 April dijadikan ulang tahun Kota Sukabumi. Kemudian 1 Mei
1926 pemerintahan kota dibentuk dan diangkat Mr. GF. Rambonet sebagai burgemeester
(wali kota) pertama di Sukabumi. ( Joint with Us at Facebook Soekabumi Heritage "Save Them Now").


Tanda tanganku

Lanjutan...
posted by Dimas at 9:21 PM

14 March 2009

Ikhlas dan Tulus

Di jaman yang hampir semua hal diukur dengan materi, kerja ikhlas menjadi hal yang langka. Pelakunya pun kerap disebut orang aneh, orang antik atau orang yang melakukan hal bodoh. Kebanyakan orang di jaman ini memang bekerja dengan "tulus" tetapi tidak ikhlas! "

Lho, apa bedanya Pak?", tanya para mahasiswa yang mengikuti kuliah atau seminar saya. Saya sering menjawab,"Tulus adalah singkatan dari TUjuannya fuLUS". Jadi bekerja karena motivasinya adalah untuk mendapatkan uang. Jika mendapatkan uang banyak maka bekerja keras dengan sangat baik, tetapi jika mendapat uangnya sedikit maka kerjanya asal saja.

Hal inilah yang dilakukan oleh kebanyakan orang. Bekerja untuk memperoleh imbalan yang setimpal dengan pekerjaan menurut ukurannya masing-masing. Tetapi jika bekerja dengan hati ikhlas, berarti bekerja dengan berdasarkan kasih dan kerelaan hati. Seperti matahari pagi yang selalu rajin tidak pernah terlambat selalu bersinar dan tidak pernah mengharapkan imbalan atau balasan kembali. Matahari juga tidak peduli apakah manusia mau menerima sinarnya atau bahkan menolaknya.

Sebuah kisah nyata yang diceritakan oleh seorang teman saya terjadi di Bandung beberapa waktu yang lalu. Kisah nyata ini dapat dijadikan suatu bahan renungan tentang keihklasan hati dalam bekerja. Seorang mahasiswa yang baru lulus menjadi sarjana kedokteran di sebuah perguruan tinggi negeri terkenal di Bandung memilih untuk bekerja menjadi asisten laboratorium di almamaternya. Penghasilan yang diterimanya sebagai asisten lab sangatlah kecil, bahkan tidak mencukupi walau pun hanya untuk membayar biaya transportasi ke kampusnya. Tetapi dia mencintai pekerjaan menjadi asisten dan melakukannya dengan ikhlas karena memang mencintai pekerjaan mengajar.

Banyak orang yang mengatakan bahwa dia bodoh karena memilih bekerja menjadi asisten lab. Padahal sebagai sarjana kedokteran dari universitas negeri terkenal, dia memiliki peluang besar untuk bekerja di perusahaan swasta yang memberikan penghasilan berpuluh-puluh kali lebih besar. Walau orang tuanya pun mendesaknya untuk mencari pekerjaan lain, dia tetap memilih membantu almamaternya menjadi asisten lab. Semua hal itu dilakukan dengan hati yang ikhlas. "Pekerjaan ini membahagiakan hati saya", katanya. Suatu saat datanglah seorang profesor dari Jepang berkunjung ke universitas tersebut. Karena semua dosen sedang sibuk dengan pekerjaannya masing-masing, maka ditugaskanlah asisten lab tersebut untuk menemani dan membantu sang profesor selama berada di Bandung.

Asisten tersebut bisa saja menolaknya karena hal itu bukanlah tugasnya sebagai asisten lab. Dia tidak dibayar untuk hal itu. Tetapi dia memilih untuk tetap menerima tugas itu dengan hati yang ikhlas dan berusaha membantu sebisanya tanpa mengeluh. Walau pun sama sekali tidak bisa berbahasa Jepang, dia berusaha sebaik mungkin membantu sang profesor. Mengantarnya mencari makanan untuk makan siang dan makan malam, berbelanja oleh-oleh Bandung, berkunjung ke Gunung Tangkuban Perahu, dan tempat-tempat wisata lainnya. Dia selalu mengantar ke mana pun sang profesor ingin pergi dengan tersenyum. Setiap hari dia menjemput sang profesor dan mengantarkannya kembali ke hotel tempat sang profesor menginap. Sampai saatnya profesor itu kembali ke Jepang, sang profesor memberikan jam tangannya kepada asisten lab tersebut sebagai tanda terima kasih. Hati sang Profesor sangat tersentuh dengan keramahan dan keikhlasan hati asisten lab yang telah membantunya selama berada di Bandung.

Beberapa tahun kemudian, sang profesor telah terlupakan dalam ingatan asisten lab tersebut. Dan dia masih bekerja masih bekerja ikhlas sebagai asisten di universitas tersebut. Hingga datanglah sebuah kesempatan beasiswa belajar kedokteran sampai jenjang S-3 dari sebuah universitas di Jepang bagi akademisi di universitas negeri di Bandung tersebut. Dosen-dosen yang lebih senior segera mengirimkan aplikasi permohonan beasiswa ke universitas di Jepang tersebut.

Tetapi ternyata oleh universitas di Jepang yang memberi beasiswa tersebut semuanya ditolak! Ternyata sang Profesor di universitas Jepang itu yang menolaknya. "Saya hanya mau menerima dan merekomendasikan anak muda yang dulu pernah antar-antar saya selama saya di Bandung!", katanya dengan tegas. Akhirnya sang asisten lah yang mendapatkan kesempatan untuk meneruskan kuliah dengan beasiswa di Jepang. Dia melampaui dosen-dosennya yang lebih senior untuk mendapat kesempatan kuliah lebih tinggi.

Kabar terakhir yang saya terima, saat ini dia masih sedang menyelesaikan kuliah S-3 kedokterannya di Jepang. Dari kisah nyata itu saya berkesimpulan bahwa kerja ikhlas bukanlah kerja bodoh, melainkan kerja yang sangat pintar! Walau pun dengan bekerja ikhlas kita tidak dipedulikan atasan kita, orang disekitar kita, atau tidak dipedulikan orang lain... tetaplah bekerja dengan x-tra kerja ikhlas! Faktor X ke tiga dalam fondasi kesuksesan seseorang, seperti yang saya jelaskan pada buku unik bestseller " 8 Langkah Ajaib Menuju ke Langit : Rahasia Dahsyat Meraih Impian". Ingatlah! Bahwa walau pun semua orang di dunia tidak peduli dan menutup mata terhadap apa pun keikhlasan yang kita perbuat, tetapi Tuhan akan selalu peduli dan tidak akan menutup mata Nya kepada keikhlasan hati kita.

Di saat yang TEPAT Dia akan memanggil malaikat Nya, "Kat, Kat, malaikat...kasih BERKAT untuk orang yang ikhlas itu". Mengenai Faktor X ke tiga dari fondasi kesuksesan, yaitu x-tra Kerja Ikhlas, anda dapat membacanya lebih lengkap di buku "8 Langkah Ajaib Menuju ke Langit".

"Buku Ajaib" yang dapat mengubah hati banyak orang, demikian komentar banyak orang yang telah membacanya.
[Victor Asih, Founder Sekolah Bisnis Gratis USB, Mentor, Entrepreneur, Inspirator, Motivator, Software Engineer & Information Technology Consultant, Kolumnis, Penulis Buku Unik Bestseller "8 Langkah Ajaib Menuju ke Langit"]


Tanda tanganku

Lanjutan...
posted by Dimas at 11:16 AM

13 March 2009

Kunci Sukses

Success is not the key to happiness. Happiness is the key to success. If you love what you are doing, you will be successful. ALBERT SCHWEITZER.

Ibarat motto yang mengatakan bahwa banyak jalan ke Roma, demikian juga halnya dengan kesuksesan. Untuk sukses, aneka ragam metode dan konsep bisa diterapkan untuk mencapainya. Kuncinya, hanyalah terletak kepada diri kita, mau atau tidak merealisirnya. Secara garis besar, untuk sukses kita butuhkan :

1. HAVE A PLAN. Perencanaan yang dibuat harus realistik atau persentase keberhasilan 70 % . Misalnya : posisi sekarang adalah Supervisor dan merencanakan 5 tahun ke depan menjadi Sales Manager. Atau sekarang mahasiswa dan 3 tahun ke depan menjadi sarjana (* Cum Laude). Tanpa adanya perencanaan, sama ibaratnya menuju sasaran tanpa adanya pedoman. A business plan is primarily an organizing tool used to simplify and clarify business goals and strategies, which might otherwise appear complex and intimidating. However, a business plan is also a sales tool. If it cannot convince at least one other person of the value of your business idea, then either your idea is not worth pursing, or your plan needs major rewriting. Peter J. Patsula.

2. LEARN FROM THE PAST. Apa yang terjadi dimasa sebelumnya, jadikan sebagai salah satu acuan untuk bertindak di kemudian harinya. Jika kegagalan yang terjadi dimasa lalu, teliti dan pelajari kiat - kiat terbaru agar kegagalan tersebut tidak sampai terjadi lagi di kemudian hari. Tetapi jika keberhasilan yang dialami, jadikan ini sebagai pedoman agar di kemudian hari senantiasa berhasil dan jika dimungkinkan, kwantitas dan kwalitasnya senantiasa ditingkatkan. We learn wisdom from failure much more than from success. We often discover what will do, by finding out what will not do; and probably he who never made a mistake never made a discovery. Samuel Smiles.

3. BALANCE. Dalam segala hal, segala sesuatunya haruslah seimbang. Ada saatnya bekerja dan ada juga saatnya istirahat. Ada saatnya sedih dan ada juga saatnya senang. Ada saatnya dipuji dan ada juga saatnya dicela. Ada saatnya gagal dan ada juga saatnya berhasil. Semua hal ini, haruslah disikapi dengan bijaksana. Jangan lupa diri, sombong atau down. Jika yang dialami kurang menguntungkan atau tidak sesuai dengan keinginan, segera introspeksi diri dan cari tahu MENGAPA prihal ini bisa terjadi ? Jangan sekali - kali lari dari kenyataan atau mengkambinghitamkan orang lain atas kemalangan yang dialami. Ingat, tindakan apapun yang memaksakan kehendak, dampaknya pasti destruktif. "Life's demands may not slow up any time soon, and learning life balance is an ongoing art. If you think one day you will get it all done, and then you can relax, you are bound to be disappointed" CHRISTINA WINSEY - RUDD.

4. ENTHUSIASM. Jalani segala sesuatunya dengan antusias dan nilai semuanya seobjektif mungkin. Positive thinking harus senantiasa dimiliki dan dikembangkan. Jangan ibarat bunga yang layu sebelum berkembang. Jika senantiasa antusias melakukan apapun yang diperbuat maka peluang sukses akan semakin besar. Those who are fired with an enthusiastic idea and who allow it to take hold and dominate their thoughts find that new worlds open for them. As long as enthusiasm holds out, so will new opportunities. NORMAN VINCENT PEALE.

5. INFORMATION. Cari informasi sebanyak mungkin dan olah semua peluang dan kesempatan yang dijumpai. Yang konstruktif, dikembangkan dan yang arahnya destruktif, segera disingkirkan. "The idea is to try to give all the information to help others to judge the value of your contribution; not just the information that leads to judgment in one particular direction or another" RICHARD FEYNMAN.

6. HONESTY : Tidak kalah pentingnya dari semua hal, kejujuran harus tetap dimiliki dan dipertahankan dalam kondisi yang bagaimanapun juga. Tanpa adanya kejujuran maka semua peluang dan prospek akan sirna segera. Make yourself an honest man, and then you may be sure there is one less rascal in the world. THOMAS CARLYLE.
Selamat berjuang dan semoga sukses meraih cita - cita.

Oleh : Peter Lim
(Untuk konsultasi email : dm.peterlim@gmail.com atau HP 0812 600 2482).


Tanda tanganku

Lanjutan...
posted by Dimas at 2:00 PM