Malanginside

18 November 2008

Donald Duck!

Anda pasti kenal tokoh si Untung di komik Donal Bebek. Berlawanan dengan Donal yang selalu sial. Si Untung ini dikisahkan untung terus. Ada saja keberuntungan yang selalu menghampiri tokoh bebek yang di Amerika bernama asli Gladstoneini. Betapa enaknya hidup si Untung.

Pemalas, tidak pernah bekerja, tapi selalu lebih untung dari Donal. Jika Untung Dan Donal berjalan bersama, yang tiba-tiba menemukan sekeping uang dijalan, pastilah itu si Untung. Jika Anda juga ingin selalu beruntung seperti is Untung, don't worry, ternyata beruntung itu Ada ilmunya.

Professor Richard Wiseman dari University of Hertfordshire Inggris, mencoba meneliti hal-hal yang membedakan orang2 beruntung dengan yang sial. Wiseman merekrut sekelompok orang yang merasa hidupnya selalu untung, Dan sekelompok lain yang hidupnya selalu sial. Memang kesannya seperti main-main, bagaimana mungkin keberuntungan bisa diteliti.
Namun ternyata memang orang yang beruntung bertindak berbeda dengan mereka yang sial.

Misalnya, dalam salah satu penelitian the Luck Project ini, Wiseman memberikan tugas untuk menghitung berapa jumlah foto dalam Koran yang dibagikan kepada dua kelompok tadi. Orang2 dari kelompok sial memerlukan waktu rata-rata 2 menit untuk menyelesaikan tugas ini. Sementara mereka dari kelompok si Untung hanya perlu beberapa detik saja! Lho kok bisa?

Ya, karena sebelumnya pada halaman ke dua Wiseman telah meletakkan tulisan yang tidak kecil berbunyi "berhenti menghitung sekarang! Ada 43 gambar di Koran ini". Kelompok sial melewatkan tulisan ini ketika asyik menghitung gambar. Bahkan, lebih iseng lagi, di tengah2 Koran, Wiseman menaruh pesan lain yang bunyinya: "berhenti menghitung sekarang Dan bilang ke peneliti Anda menemukan ini, Dan menangkan $250!" Lagi-lagi kelompok sial melewatkan pesan tadi! Memang benar2 sial.

Singkatnya, dari penelitian yang diklaimnya "scientific" ini, Wiseman menemukan 4 faktor yang membedakan mereka yang beruntung dari yang sial:

1. Sikap terhadap peluang. Orang beruntung ternyata memang lebih terbuka terhadap peluang. Mereka lebih peka terhadap adanya peluang, pandai menciptakan peluang, Dan bertindak ketika peluang datang. Bagaimana hal ini dimungkinkan? Ternyata orang-orang yg beruntung memiliki sikap yang lebih rileks Dan terbuka terhadap pengalaman-pengalam an baru. Mereka lebih terbuka terhadap interaksi dengan orang-orang yang baru dikenal, Dan menciptakan jaringan-jaringan sosial baru. Orang yang sial lebih tegang sehingga tertutup terhadap kemungkinan-kemungkinan baru. Sebagai contoh, ketika Barnett Helzberg seorang pemilik toko permata di New York hendak menjual toko permata nya, tanpa disengaja sewaktu berjalan di depan Plaza Hotel, dia mendengar seorang wanita memanggil pria di sebelahnya: "Mr. Buffet!" Hanya kejadian sekilas yang mungkin akan dilewatkan kebanyakan orang yang kurang beruntung. Tapi Helzber berpikir lain. Ia berpikir jika pria di sebelahnya ternyata adalah Warren Buffet, salah seorang investor terbesar di Amerika, maka dia berpeluang menawarkan jaringan toko permata nya. Maka Helzberg segera menyapa pria di sebelahnya, Dan betul ternyata dia adalah Warren Buffet. Perkenalan pun terjadi Dan Helzberg yang sebelumnya sama sekali tidak mengenal Warren Buffet, berhasil menawarkan bisnisnya secara langsung kepada Buffet, face to face. Setahun kemudian Buffet setuju membeli jaringan toko permata milik Helzberg. Betul-betul beruntung.

2. Menggunakan intuisi dalam membuat keputusan. Orang yang beruntung ternyata lebih mengandalkan intuisi daripada logika.Keputusan-keputusan penting yang dilakukan oleh orang beruntung ternyata sebagian besar dilakukan atas dasar bisikan "hati nurani" (intuisi) daripada hasil otak-atik angka yang canggih. Angka-angka akan sangat membantu, tapi final decision umumnya dari "gut feeling". Yang Barangkali sulit bagi orang yang sial adalah, bisikan hati nurani tadi akan sulit Kita dengar jika otak Kita pusing dengan penalaran yang tak berkesudahan.

Makanya orang beruntung umumnya memiliki metoda untuk mempertajam intuisi mereka, misalnya melalui meditasi yang teratur. Pada kondisi mental yang tenang, Dan pikiran yang jernih, intuisi akan lebih mudah diakses. Dan makin sering digunakan, intuisi Kita juga akan semakin tajam.

Banyak teman saya yang bertanya, "mendengarkan intuisi" itu bagaimana? Apakah tiba2 Ada suara yang terdengar menyuruh Kita melakukan sesuatu? Wah, kalau pengalaman saya tidak seperti itu. Malah kalau tiba2 mendengar suara yg tidak ketahuan sumbernya, bisa2 saya jatuh pingsan. Karena ini subyektif, mungkin saja Ada orang yang beneran denger suara.Tapi kalau pengalaman saya, sesungguhnya intuisi itu sering muncul dalam berbagai bentuk, misalnya:

- Isyarat dari badan. Anda pasti sering mengalami. "Gue kok tiba2 deg-degan ya, mau dapet rejeki kali", semacam itu. Badan Kita sesungguhnya sering memberi isyarat2 tertentu yang harus Anda maknakan. Misalnya Anda kok tiba2 meriang kalau mau dapet deal gede, ya diwaspadai saja kalau tiba2 meriang lagi.

- Isyarat dari perasaan. Tiba-tiba saja Anda merasakan sesuatu yang lain ketika sedang melihat atau melakukan sesuatu. Ini yang pernah saya alami. Contohnya, waktu saya masih kuliah, saya suka merasa tiba-tiba excited setiap kali melintasi kantor perusahaan tertentu. Beberapa tahun kemudian saya ternyata bekerja di kantor tersebut. Ini masih terjadi untuk beberapa hal lain.

- Isyarat dari luar. "Follow the omen" demikian kalau kata Paulo Coelho di buku the Alchemist. Baca "isyarat2" dari luar yang datang pada Anda. Saya juga beberapa kali mengalami. Misalnya pernah saja tiba2 di TV saya kok merasa sering melihat iklan suatu perusahaan tertentu, kemudian ketemu teman kok membicarakan perusahaan itu lagi, di jalan melihat iklan perusahaan tadi. Belakangan perusahaan tadi ternyata menjadi klien saya. Jadi kalau akhir2 ini Anda sering berpapasan dengan Mercedez S Class dua pintu, barangkali itu suatu pertanda.

3. Selalu berharap kebaikan akan datang. Orang yang beruntung ternyata selalu ge-er terhadap kehidupan. Selalu berprasangka baik bahwa kebaikan akan datang kepadanya. Dengan sikap mental yang demikian, mereka lebih tahan terhadap ujian yang menimpa mereka, dan akan lebih positif dalam berinteraksi dengan orang lain. Coba saja Anda lakukan tes sendiri secara sederhana, tanya orang sukses yang Anda kenal, bagaimana prospek bisnis kedepan. Pasti mereka akan menceritakan optimisme dan harapan.

4. Mengubah hal yang buruk menjadi baik. Orang-orang beruntung sangat pandai menghadapi situasi buruk dan merubahnya menjadi kebaikan. Bagi mereka setiap situasi selalu ada sisi baiknya.Dalam salah satu tes nya Prof Wiseman meminta peserta untuk membayangkansedang pergi ke bank dan tiba-tiba bank tersebut diserbu kawanan perampok bersenjata. Dan peserta diminta mengutarakan reaksi mereka. Reaksi orangdari kelompok sial umunya adalah: "wah sial bener ada di tengah2 perampokan begitu". Sementara reaksi orang beruntung, misalnya adalah: "untung saya ada disana, saya bisa menuliskan pengalaman saya untuk media dan dapet duit". Apapun situasinya orang yg beruntung pokoknya untung terus. Mereka dengan cepat mampu beradaptasi dengan situasi buruk dan merubahnya menjadi keberuntungan.

Sekolah Keberuntungan. Bagi mereka yang kurang beruntung, Prof Wiseman bahkan membuka Luck School .Saya yakin Anda semua sudah beruntung dan tidak perlu bersekolah di Luck School. Tapi ada baiknya mengintip sedikit, latihan2 apa yang diberikan di Luck School .

Salah satu yang menonjol dari orang sial adalah betapa mereka sering mengabaikan hal-hal yang positif di sekitar mereka. Misalnya salah satu pasien Prof Wiseman, adalah seorang wanita single parent, yang sangat sial. Ketika diminta menceritakan hidupnya akan segera nyerocos menceritakan setiap detil kesialannya. Betapa sulitnya memperoleh pasangan, sudah ketemu pria yang cocok tapi si pria jatuh dari motor, di lain kesempatan si pria jatuh dan patah hidungnya, sudah hampir menikah, gerejanya terbakar, dan sebagainya. Pokoknya benar2 sial. Padahal, dalam setiap interview, si wanita datang membawa 2 orang anak yang sangat lucu2 dan sehat. Sebagian besar dari kita akan merasa sangat beruntung memiliki 2 anak tadi. Tapi tidak bagi si wanita sial tadi. Karena 2 anak lucu tadi tidak ada dalam pikiran si wanita, yang otaknya sudah penuh dengan "kesialan". Latihan yang diberikan Wiseman untuk orang2 semacam itu adalah dengan membuat "Luck Diary", buku harian
keberuntungan. Setiap hari, wanita tadi harus mencatat hal-hal positif atau keberuntungan yang terjadi. Mereka dilarang keras menuliskan kesialan mereka. Awalnya mungkin sulit, tapi begitu mereka bisa menuliskan satu keberuntungan, besok-besoknya akan semakin mudah dan semakin banyak keberuntungan yg mereka tuliskan.

Dan ketika mereka melihat beberapa hari kebelakang Lucky Diary mereka, semakin mereka akan sadari betapa mereka beruntung. Dan sesuai prinsip "law of attraction", semakin mereka memikirkan betapa mereka beruntung, maka semakin banyak lagi lucky events yang datang pada hidup mereka.

Jadi, sesederhana itu rahasia si Untung. Ternyata semua orang juga bisa beruntung. Termasuk Anda.

Siap mulai menjadi si Untung?
Sent from my BlackBerry® wireless device from XL GPRS/EDGE/3G network



Lanjutan...
posted by Dimas at 10:03 AM

15 November 2008

Kutu dan Korek Api

Kutu anjing adalah binatang yang mampu melompat 300 kali tinggi tubuhnya.
Namun, apa yang terjadi bila ia dimasukan ke dalam sebuah kotak korek api kosong lalu dibiarkan disana selama satu hingga dua minggu? Hasilnya, kutu itu sekarang hanya mampu melompat setinggi kotak korek api saja!
Kemampuannya melompat 300 kali tinggi tubuhnya tiba-tiba hilang.

Ini yang terjadi. Ketika kutu itu berada di dalam kotak korek api ia mencoba melompat tinggi. Tapi ia terbentur dinding kotak korek api. Ia mencoba lagi dan terbentur lagi. Terus begitu sehingga ia mulai ragu akan kemampuannya sendiri.


Ia mulai berpikir, "Sepertinya kemampuan saya melompat memang hanya segini." Kemudian loncatannya disesuaikan dengan tinggi kotak korek api. Aman. Dia tidak membentur. Saat itulah dia menjadi sangat yakin, "Nah benar kan ? Kemampuan saya memang cuma segini. Inilah saya!"

Ketika kutu itu sudah dikeluarkan dari kotak korek api, dia masih terus merasa bahwa batas kemampuan lompatnya hanya setinggi kotak korek api. Sang kutu pun hidup seperti itu hingga akhir hayat. Kemampuan yang sesungguhnya tidak tampak. Kehidupannya telah dibatasi oleh lingkungannya.

Sesungguhnya di dalam diri kita juga banyak kotak korek api. Misalnya anda memiliki atasan yang tidak memiliki kepemimpinan memadai. Dia tipe orang yang selalu takut tersaingi bawahannya, sehingga dia sengaja menghambat perkembangan karir kita. Ketika anda mencoba melompat tinggi, dia tidak pernah memuji, bahkan justru tersinggung. Dia adalah contoh kotak korek api yang bisa mengkerdilkan anda.

Teman kerja juga bisa jadi kotak korek api. Coba ingat, ketika dia bicara begini, "Ngapain sih kamu kerja keras seperti itu, kamu nggak bakalan dipromosikan, kok." Ingat! Mereka adalah kotak korek api. Mereka bisa menghambat perkembangan potensi diri Anda.

Korek api juga bisa berbentuk kondisi tubuh yang kurang sempurna, tingkat pendidikan yang rendah, kemiskinan, usia dan lain sebagianya. Bila semua itu menjadi kotak korek api maka akan menghambat prestasi dan kemampuan anda yang sesungguhnya tidak tercermin dalam aktivitas sehari-hari.

Bila potensi anda yang sesungguhnya ingin muncul, anda harus take action untuk menembus kotak korek api itu. Lihatlah Ucok Baba, dengan tinggi tubuh yang di bawah rata-rata ia mampu menjadi presenter di televisi. Andapun pasti kenal Helen Keller. Dengan mata yang buta, tuli dan "gagu" dia mampu lulus dari Harvard University . Bill Gates tidak menyelesaikan pendidikan sarjananya, namun mampu menjadi "raja" komputer. Andre Wongso, tidak menamatkan sekolah dasar namun mampu menjadi motivator nomor satu di Indonesia .

Contoh lain Meneg BUMN, Bapak Sugiharto, yang pernah menjadi seorang pengasong, tukang parkir dan kuli di Pelabuhan. Kemiskinan tidak menghambatnya untuk terus maju. Bahkan sebelum menjadi menteri beliau pernah menjadi eksekutif di salah satu perusahaan ternama.

Begitu pula dengan Nelson Mandela. Ia menjadi presiden Afrika Selatan setelah usianya lewat 65 tahun.
Kolonel Sanders sukses membangun jaringan restoran fast food ketika usianya sudah lebih dari 62 tahun.

Nah, bila anda masih terkungkung dengan kotak korek api, pada hakekatnya anda masih terjajah. Orang-orang seperti Ucok Baba, Helen Keller, Andre Wongso, Sugiharto, Bill Gates dan Nelson Mandela adalah orang yang mampu menembus kungkungan kotak korek api. Merekalah contoh sosok orang yang merdeka, sehingga mampu menembus berbagai keterbatasan.

BREAK YOUR BORDER . . . . TOUCH THE SKY . . . . !

Semoga dapat memacu kita untuk berkarya dimanapun .......

Albert Zhu
Commercial Team Leader TOP

Lanjutan...
posted by Dimas at 11:48 AM

10 November 2008

Ketika Aku Sedang Tidak Setuju

Di kotaku makin sering berdiri aneka mall. Di antaranya ada yang berlokasi di sebuah tempat yang aku tidak setuju. Tetapi karena mal itu tetap berdiri di situ tanpa peduli aku menolak atau setuju maka aku pun menyalurkan kemarahan dengan caraku sendiri. Untuk mendemo Pemerintah aku tak punya massa. Untuk menginvestigasi adakah pemberian izin itu adalah penyimpangan, aku tak cukup keahlian. Akhirnya jalan terakhir aku tempuh, aku berencama menolak mal ini cukup di dalam hati. Jika kemarahan ini kulebarkan ia terbatas pada daerah kekuasaanku: yakni keluargku. Aku melarang anak dan istriku belanja di tempat itu.
Seperti biasa, jika pemimpin keluarga sedang punya kuasa, yang lain menuruti. Aku tak perlu meminta persetujuan dan aku juga tak mau tahu apakah mereka rela atau terpaksa. Ternyata ada di dalam diriku ini naluri totaliter. Jika ada pangkat di pundakku dan hidup di zaman lalu, aku pasti juga berbakat menjadi seorang fasis: pihak yang memaksakan kehendak bukan karena mutunya melainkan karena pangkat dan bedilnya.

Maka berjalanlkah larangan itu. Ketika mall ini dibuka dan pengunjung begitu meluap aku bukan tidak mengerti istriku yang menggoda. Ia menyebut-nyebut jumlah barang yang begitu banyak ragamnya dan begitu murah harganya dan cuma di mall itu berada. Rampung mengintimidasi dengan gayanya sendiri, ia juga meminjam dukungan dari anak-anaknya. Dan entah bagaimana caranya, anak-anak ini juga mulai termakan hasutan. Tetapi strategi ibu-anak ini keliru. Karena semakin mereka menyebut nama mall kesukaannya itu hanya makin menerbitkan kemarahanku.

‘'Inilah susahnya masyarakat yang lugu. Terhadap barang yang keliru pun begitu mudah tertipu,'' kataku dengan marah. Dan selanjutnya, di depan keluargaku aku bekrotbah. Bahwa langkahku ini adalah setrategi kebudayaan yang serius. Strategi yang memakai kekuatan rakyat tertinggi derajatnya yakni boikot. Rakyat memang tidak punya hak mengubah undang-undang, tidak bisa menolak keputusan yang keliru. Tetapi rakyat masih memiliki kekuatan untuk menolak. Itulah boikot namanya. Televisi akan mati jika tidak ditonton, barang akan tidak laku jika tidak dibeli, koran akan bangkrut jika tidak dibaca. Boikot adalah perlawanan yang tak tertandingi jika ia dipercayai.

Tetapi sejak mall ini dibuka, rasaku sudah mulai curiga. Karena dari seluruh penduduk kota, rasanya suma aku sendiri yang menolak datang ke tempat ini.Tadinya aku marah sekali. Apakah orang-orang itu tidak tahu betapa kelirunya lokasi mall ini. Ia tidak cuma akan memperkeruh tata-kota, melainkan juga akan membunuh para pedagang kecil. Mall sebesar itu hanya layak ada di pinggiran dan tidak dijejalkan di tengah kota yang makin mengonsentrasi kemacetan. Apakah orang-orang itu tidak merasa apa yang aku rasakan? Jeritku dalam hati.

Tetapi karena aku sendirian, lama-lama aku bingung sendiri. Adakah semua ini karena orang-orang itu yang tak tidak mengerti atau karena gaya berpikirku yang sulit diikuti. Lama sekali teka-teki ini gagal aku pecahkan hingga soal-soal yang kusangka idelogis ini ternyata selesai oleh jawaban yang remah saja. Yakni soal DVD yang lama aku rindukan tetapi tidak pernah berhasil aku miliki. Di internet ia kujelajahi, setiap aku pergi ia kucari, di mana ada penjual aku datangi, seluruh perangkat pergaulan aku kerahkan, tetapi hasilnya sia-sia. Sekian lama aku mencari dan putus asa itulah hasil akhirnya, jika tidak seorang kawan lama tiba-tiba memberi barang tercinta ini begitu saja di suatu kali.

Mataku terbelalak saking gembiranya. Aku anggap teman ini malaikat penemu barang-barang langka. ‘'Langka gimana orang di mal itu banyak sekali, murah lagi!'' katanya ringan. Aku terdiam. Kegembiraan yang meluap-luap itu segera kusembunyikan. Di rumah, keinginanku untuk segera menonton DVD ini tak tertahankan. Tetapi sambil menonton terbayang wajah mall yang aku benci itu dengan perasan yang belum rampung kuterjemahkan. Tetapi inilah yang agaknya yang tak bisa kusembunyikan: bahwa membenci pun butuh berhati-hati karena kebaikan ternyata ada di mana-mana bahkan termasuk di dalam diri pihak yang kubenci.(Prie GS)




Lanjutan...
posted by Dimas at 9:20 AM

06 November 2008

Belalang sembah menangkap tonggeret

Mengejar keuntungan yang ada di depan, tanpa menyadari bahaya yang ada di belakang.

Peribahasa ini dikutip dari kisah yang terjadi pada Periode Musim Gugur dan Semi (770-476 SM). Pada suatu hari, saat pertemuan raja Wu dengan para jenderalnya, raja merencanakan untuk menyerang negara Chu. Para penasihat dan para jenderal yang ikut dalam pertemuan tersebut meragukan rencana tersebut karena khawatir akan adanya bahaya yang akan menyertainya, khususnya dari negara Yue. Karena keinginan raja sudah bulat, tidak ada yang berani membantah.


Untuk mengatasi hambatan komunikasi tersebut, salah seorang pejabat kerajaan itu melakukan suatu hal dengan caranya tersendiri. Ia setiap pagi berjalan berkeliling di taman yang sering dikunjungi oleh raja sambil memegang sebuah ketapel dan sesekali melihat ke atas pohon. Sudah beberapa hari ini ia lakukan hal yang sama. Pada pagi hari ketiga ia bertemu raja. Dengan perasaan heran raja bertanya,

"Kenapa Anda di sini, apa yang kamu lakukan?"

"Maaf baginda, saya sedang mengamati seekor tonggeret yang sedang beristirahat dengan santai di atas pohon, ia tidak memerhatikan adanya bahaya di belakangnya."

"Lalu kenapa?" raja bertanya dengan heran.

"Nah, di belakangnya ada seekor belalang yang melihatnya sebagai kesempatan, sedang mengulurkan lengannya ingin menangkap dan memangsanya."

Lalu si pejabat kerajaan tersebut dengan semangat melanjutkan,

"Sayangnya, belalang itu juga tidak melihat di belakangnya, berdiri seekor burung kepodang yang sedang menjulurkan lehernya dan siap-siap untuk memakannya."

"Lalu?" tanya raja lagi. Tampaknya raja semakin tertarik dengan ceritanya.

"Si burung kepondang tidak tahu bahwa di bawah sini, ada saya yang menggunakan ketapel ini dan siap membidiknya."

Ketiga binatang tersebut hanya melihat keuntungan, manfaat yang ada di depan, tanpa memerhatikan risiko yang menyertainya. Dalam hidup ini, kadang-kadang kita juga seperti ketiga binatang tersebut, kurang memerhatikan risiko dari setiap tindakan yang akan kita lakukan. Akibatnya, risiko yang akan dihadapi bisa lebih besar daripada manfaat yang akan dipetik."

Setelah mendengar cerita pejabat tersebut, raja sadar apa yang akan disampaikan oleh bawahannya ini. Akhirnya, raja menunda rencananya menyerang negara Chu.

Akhir-akhir ini, buku atau konsep yang menawarkan pola pikir positif mendapat kritikan dari beberapa ahli. Mengapa? Karena hal itu dapat diumpamakan seperti binatang-binatang di atas. Memang orang yang berpandangan positif lebih bergairah dan lebih bersemangat dalam menjalani hidup ini, terutama ketika menghadapi tantangan. Tetapi hanya berpandangan positif cenderung membuat orang lengah, kurang antisipasif, kurang tanggap, dan kurang peka dengan situasi disekelilingnya.

Seperti yang pernah saya tekankan, bahwa dalam perencanaan dan dalam menjalani hidup, seseorang seharusnya mempunyai pandangan positif, yakni melihat peluang dan tantangan di depan. Tetapi pada saat yang sama, ia juga harus berpandangan negatif terhadap apa yang direncanakan atau yang akan dikerjakan agar ia mempunyai strategi, atau jurus-jurus simpanan ketika harus menghadapi tantangan-tantangan tersebut.

Namun bila seseorang sedang mengalami masalah, ia seharusnya lebih mengaktifkan pola pikir positifnya. Ia harus bisa mengambil hikmah dari kejadian tersebut sehingga ia tidak terkungkung dalam kesedihan dan penderitaan dan bisa segera bangkit lalu berjuang lagi.

Dan sesuai dengan konsep Yin Yang, tentang keseimbangan, seseorang hendaknya mempunyai pandangan positif dan negatif dalam melihat sesuatu. (Leman)

Lanjutan...
posted by Dimas at 4:10 PM

Penghianatan akan terbalaskan!

Hakikat Customer yang dulu selalu dikatakan bahwa Customer is King , lambat laun tidak lagi demikian , agak bergeser polanya menjadi hubungan pelayanan tetapi bukan pengabdian ( bukan sebagaimana rakyat dengan rajanya, dimana dalam banyak hal, rakyat tidak punya hak suara atau kalaupun ada terlampau kecil adanya ) . Akhir akhir ini rupanya ada pergeseran lebih lanjut dimana pemasaran yang berhasil adalah pemasaran yang didasarkan pada ( atau setidaknya bagaikan ) hubungan pertemanan. Bagaimana hubungan pertemanan ini dijalin , maka ada satu kata yang harus mendasarinya yaitu "ketulusan". Ujian dari pertemanan sejati adalah "ketulusan " .


Saya masih ingat sekali ketika akan berangkat kursus di sore hari ( kala itu saya masih di bangku Sekolah Menengah Atas ) dan berangkat menggunakan jasa angkutan kota ( Mikrolet ) , karena masih sepi penumpang, saya duduk persis disebelah pengemudi, sambil ia banyak mengajak ngobrol bagaikan teman akrab saja . Kondisi jalan saat itu tidak macet tetapi panas terik sangat menyengat, ini membuat si pengemudi berhenti sebentar di depan warung rokok, untuk membeli teh dalam kemasan botol , yang saya herankan adalah secara tiba tiba dia pesan dua, mula mula saya bingung , untuk siapa yang satu botolnya . Lalu saat disodorkan, maka spontan yang satu botol diberikan ke saya , saya agak sungkan dan menolaknya , namun si pengemudi dengan sangat tulus dan simpatik mengatakan : " Tak apa apa dik, minum saja , pasti adik juga haus kan ?" . Saya pun langsung meminumnya dan menyampaikan rasa terima kasih . Apa yang ada dipikiran saya waktu itu ? Saya sudah berniat dalam hati, ketika saya turun di tempat tujuan, maka saya akan memberikan bayaran lebih kepada pengemudi ini, saya merasa sungkan kalau saya tidak melakukan ini.


Maka ketika berhenti di tempat tujuan, saya segera memberikan ongkos lebih dari seharusnya , yang bahkan lebihnya itu mencapai 2 kali dari nilai teh botolnya, karena saya memang memberikan selembar uang kertas yang tidak saya mau ambil kembaliannya . Si pengemudi berkata : " Jangan dik, ini ambil saja kembaliannya , saya tak mau adik begitu". Sayapun segera menukas, tak apa apa pak , saya rela, karena abang telah begitu tulus dan baik terhadap saya ". " Kalau begitu saya terima dik , semoga adik kelimpahan berkat " , katanya . Ini sekedar contoh bagaimana si pengemudi, meskipun tanpa maksud memasarkan jasanya, tetapi tanpa disadari ia telah melakukan proses pemasaran yang ternyata menjadi methode pemasaran di kemudian hari.


Keberhasilan yang langgeng adalah keberhasilan yang didasarkan pada ketulusan. Untuk kepentingan business yang sesaat, seseorang bisa saja melakukan tipu muslihat, yang biasa dikenal dengan hit and run, tetapi untuk business yang berkelanjutan. diperlukan ketulusan . Kadangkala memang secara materi bisa terjadi kerugian karena ketulusan ini, tetapi kerugian ini adalah sesaat saja , jauh sesudahnya , dalam waktu yang sangat panjang, akan ada keberhasilan demi keberhasilan yang dapat diraih. Jadikan motto ini sebagai penunjang bisnis anda :"Tulus pangkal lulus !". Jadikan juga pertemanan sebagai landasan pemasaranmu.

Kisah itu sangat membekas dalam hatiku dan terbawa hingga sekarang. Teman, rekan, saudara, istri, ibu mertua, relasi membawa kebahagiaan tersendiri hingga saya memberikan perhatian tulus dan tercurah untuk mereka tapi Tidak semua orang merasakan perasaan yang sama seperti kebanyakan orang saat ini, norma persaudaraan hanya terpisah oleh benang merah. kebaikan dan Ketulusan seseorang kadang hanya untuk manfaat tidak lebih. Penghianatan akan terbalaskan!

Lanjutan...
posted by Dimas at 3:17 PM

Terpuruk kah aku?

Anda pernah nonton film berjudul Kungfu Panda? Anda suka? Kesan apa yang Anda dapat? Kalau saya, cuma kalimat ini yang saya ingat, "yesterday is history, tomorrow is mystery, today is a gift."

Kelihatannya kalimat itu sederhana. Tapi kalau dipikir-pikir, benar juga ya. Rasanya saya jadi punya kekuatan lebih setelah mendengar kalimat itu. Ajaib ya? Cuma kata-kata dalam film tapi bisa membuat orang menjadi lebih kuat.


Tidak banyak orang yang sanggup memanfaatkan hidup secara maksimal. Umur yang panjang kadang-kadang hanya lewat begitu saja tanpa kita berbuat hal yang berarti. Waktu berjalan cepat. Tanpa terasa tahu-tahu kita sudah tua. Tapi, coba apa Anda pernah berpikir begini, ”apa saja ya yang sudah saya dapat sampai detik ini? Hal hebat apa yang sudah pernah saya raih?”

Well, well, well. Inilah saatnya kita beresolusi. Hmmm, harus ada waktu untuk kita berhenti sejenak dari segala aktivitas. Dan, kita buat sederet panjang pertanyaan yang harus kita ajukan pada diri kita sendiri. Ya, buat angket untuk diri kita sendiri. Dan hanya kita yang harus menjawab semua pertanyaan yang ada. Di sini akan ketahuan, apakah kita sudah hidup sesuai kemauan kita? Sudah berhasilkah kita?

Kita harus jujur pada diri sendiri. Kalau memang kita sudah memboroskan waktu sia-sia, jangan takut untuk mengakui. Kalau memang terlalu banyak kesalahan yang kita perbuat, ya kita boleh menyesal. Tapi, menyesal saja tidak cukup. Kita masih punya waktu ke depan. Waktu yang masih menjadi misteri. Misteri itu hanya kita yang bisa memecahkan. Tinta mana saja yang akan Anda torehkan di lembar-lembar kosong kita?

Begitu pula yang terjadi dalam bisnis. Sepanjang apa bisnis Anda sudah berjalan? Target apa yang sudah berhasil dicapai? Apa saja kesalahan yang pernah terjadi dalam bisnis Anda? Kegagalan apa yang tak pernah Anda lupakan?

Yesterday is history. Artinya, kita harus belajar dari apa yang sudah terjadi. Kalau kemarin Anda gagal menjual 100 produk, bukan berarti besok Anda akan gagal lagi. Today is a gift. So, selama Anda mampu memanfaatkan hari ini sebaik mungkin, saya percaya misteri bisnis Anda ke depan tidak akan membuat Anda khawatir.

Kalau hari ini Anda bangkrut. Hutang perusahaan membumbung tinggi. Semua harta sudah disita bank. Apa yang akan Anda lakukan? Sedih boleh, marah boleh, uring-uringan juga boleh. Tapi, asal produktif. Meluapkan perasaan, emosi itu kadang-kadang bagus juga untuk kesehatan. Asal, jangan kebablasan.

Selebihnya, lebih baik manfaatkan hadiah yang diberi Tuhan untuk Anda. Bersyukurlah hari ini Anda masih diberi waktu, masih diberi hidup. Artinya, Anda masih punya kesempatan untuk bangkit lagi. Meski tertatih-tatih, Anda tidak boleh hilang kendali. Saat-saat sulit hari ini akan berbuah manis di masa yang akan datang. Percayalah. Tuhan bukan cuma menguji kesabaran Anda, tapi juga menguji kreativitas Anda. Pengalaman adalah guru yang terbaik. Belajarlah dari sana. Kalau Anda pernah berhasil, saya yakin Anda bisa lebih berhasil lagi.

Bisnis adalah sebuah seni. Menikmati seni berarti merasakan keindahan. Bukan cuma saat-saat sukses saja yang harus Anda nikmati, tapi kegagalan juga. Kalau sudah begitu, Anda akan tahu bagaimana indahnya kehidupan. Ingat, tanpa rasa sakit kita tidak akan tahu bagaimana rasanya senang. Benar begitu?



Lanjutan...
posted by Dimas at 3:06 PM

Belajar dari sebuah Bakpau

Inilah letak keindahan hidup ini, ketika kita menggali dan belajar dari hal-hal sederhana seperti dari sebuah bakpau.

Sore itu, istri saya sedang ngidem makan bakpau (maklum, kami memang sedang menunggu kedatangan calon bayi pertama kami, dan sang janin sudah berada di kandungan bundanya sekitar tujuh bulan, ngidem seakan menjadi ritual menjelang kelahirannya), dan kami pun membeli sebuah bakpau untuk memenuhi ritual tersebut.


Bakpau itu kemudian kami bawa pulang dan diletakkan di meja makan sambil menunggu waktu puncak dari ngidem tersebut tiba.

Setelah waktu berlalu sekitar dua jam, istri saya mendengar ada aktivitas di ruang makan, ketakutannya segera muncul, "Jangan-jangan bakpau itu di makan oleh abang" dan ternyata Benar, ketika istri saya ke ruang makan, bakpaunya di tangan abang sudah tinggal setengah.

Sejenak kupikir bakalan terjadi perang dunia ketiga.

Ternyata dugaanku salah, dan aku mensyukurinya.

Istriku dengan enteng mengatakan "Ya, sudahlah, Nanti malam saya minum Milo saja"

Blink ! Blink ! Blink!

Istriku telah berhasil belajar untuk MEMBERI, Istriku telah berhasil mengalahkan rasa ngidemnya yang luar biasa. Istriku telah memilih untuk menjadi orang BAHAGIA.

Tak gampang untuk memberi ketika kita sendiri punya keinginan begitu kuat untuk memilikinya, dan istriku berhasil melakukannya lewat sebuah bakpau.

Mungkin kita bisa mencoba bersama.



Lanjutan...
posted by Dimas at 2:56 PM

Tips Sukses ala Socrates

Socrates (469-399 BC) adalah seorang filosof Yunani. Ia dikenal luas memiliki kearifan dan kecerdasan luar biasa. Tak mengherankan jika banyak sekali pemuda pada masa itu ingin menimba ilmu darinya, entah tentang bisnis, ilmu pengetahuan, dan lain sebagainya.

Salah seorang pemuda diantaranya dijanjikan bertemu pada pagi hari di pantai. Sebelumnya pemuda tersebut sudah mengutarakan kepada Socrates tentang keinginannya untuk belajar tentang bagaimana meraih kesuksesan. Merekapun bertemu di tempat yang sudah mereka sepakati.

Socrates langsung memerintah pemuda itu masuk ke laut sampai air laut menenggelamkan tubuh mereka sebatas leher. Tanpa memberi komando, tiba-tiba Socrates menenggelamkan kepala pemuda tersebut. Dengan sekuat tenaga pemuda itu berjuang agar kembali ke permukaan.

Setelah melihat pemuda itu hampir pingsan, Socrates baru mengangkatkan kepala pemuda itu. Begitu muncul di permukaan air, pemuda itu langsung menarik nafas kuat-kuat untuk mengisi paru-parunya dengan udara. Socrates lalu bertanya kepada pemuda itu, "Sewaktu di dalam air, apa yang paling kamu butuhkan?"

"Udara," jawab pemuda itu singkat sambil terengah-engah.

"Itulah rahasia kesuksesan. Jika kamu ingin sukses, harus berjuang seperti kamu membutuhkan udara di dalam air. Kamu pasti sukses!" kata Socrates penuh makna sembari meninggalkan pemuda itu.

Pesan:

Sebetulnya diantara faktor-faktor terpenting untuk meraik kesuksesan adalah kemauan keras untuk berbuat sesuatu. Siapapun orangnya berpeluang menjadi orang sukses. Meskipun latar belakang pendidikan atau masa lalu seseorang tentu saja memberikan sentuhan-sentuhan peluang menjadi lebih besar.

Dengan kemauan yang keras, setiap orang dapat sukses di manapun dan di bidang apapun. Banyak sekali peristiwa besar dunia di sepanjang lintasan sejarah, dan itu hanya mungkin lahir dari kemauan yang besar. "Manusia tidak pernah kekurangan kekuatan, tetapi kurang kemauan," Victor Hugo. Salah satu contohnya adalah Tirto Utomo yang dulu ditertawakan karena menjual air mineral dalam kemasan. Berkat kemauan keras dan perjuangannya, kini usahanya menggurita seiring dengan semakin populernya air mineral dalam kemasan.

Sukses sangat ditentukan oleh kuatnya kemauan dari dalam diri sendiri untuk belajar dan bekerja keras, dan meningkatkan kualitas diri. Tantangan atau kendala apapun berusaha diatasi dengan memberikan yang terbaik dan menjalani dengan sungguh-sungguh. "Kekuatan seseorang bukan datang dari kapasitas fisiknya, tetapi dari kemauan yang sungguh-sungguh," tegas Mahatma Gandhi.

*Andrew Ho adalah seorang pengusaha, motivator, dan penulis buku-buku best

seller.



Lanjutan...
posted by Dimas at 2:45 PM

Pabrik Sepatu

Mari kita diskusi lagi yuk. Masih ingat kisah tentang dua orang penjual sepatu? Ya sudahlah, kalau lupa, saya ceritakan sekali lagi. Suatu kali seorang penjual sepatu yang bernama Bedu –semoga tidak ada orang yang punya nama asli seperti ini- diminta untuk melakukan observasi ke sebuah daerah. Di sana dia melihat tidak seorangpun menggunakan sepatu di sana. Lalu dia pulang dan membuat laporan bahwa tidak ada yang menggunakan sepatu di sana, sehingga akan percuma bila menjual sepatu di sana.

Pemilik pabrik kurang puas dan memerintahkan penjual lain yang bernama Ali –semoga Anda bangga karena nama ini yang saya gunakan sebagai contoh- pergi ke daerah yang sama untuk melakukan observasi.
Ali pulang dengan rencana akan membuat sebuah film yang dibintangi dengan lelaki paling ganteng dan perempuan paling cantik yang dia bisa dapat. Film itu menunjukkan bahwa sang bintang menjadi begitu keren karena menggunakan sepatu! Si pemilik pabrik menyetujui rencana itu dan seminggu setelah film itu diputar di sana, maka dibukalah toko sepatu dan penjualan sangat tinggi. Hebat sekali!! Sehingga Ali diangkat menjadi pimpinan cabang di toko sepatu itu.

Ini membuat Bedu cemburu pada Ali. Bahkan tersebar kabar Bedu merasa pemilik pabrik pilih kasih. Tetapi karena itu hanya kabar belaka, pemilik pabrik tidak tertarik untuk mengklarifikasi. Tentu saja, dia pemilik pabrik sepatu kan, bukan wartawan infotaintment. Nah, sekarang Anda jadi teringat, bahwa apa yang terlihat bukanlah apa yang sebenarnya terjadi. Karena ketika Anda berfikir positif, maka hal-hal positif akan datang ’menyerbu’ Anda. Persis seperti prinsip ’mestakung’ nya Prof. Johannes Surya (maaf bila saya salah eja nama Bapak). Dan karena hal-hal positif berdatangan, Anda jadi semakin bersemangat untuk melakukan tindakan yang lebih positif lagi. (silakan cek diskusi kita yang berjudul Spiral).

Benar sekali bila Anda memilih untuk berfikir positif, hal-hal baik datang, dan tindakan Anda menjadi lebih baik lagi. Tetapi mari kita lanjutkan cerita tadi. Bedu ditugaskan untuk melakukan observasi ke daerah lain. Pulang dari sana dia melaporkan bahwa setiap orang memiliki sepatu lebih dari satu pasang. Bahkan sudah ada lebih dari 3 toko sepatu di sana. Maka iklim kompetisi sudah menjadi tidak sehat. Karena itu sebaiknya mereka tidak perlu membuka toko sepatu di sana. Karena toko sepatu yang tadi sudah berjalan lancar, maka sang pemimpin cabang, Ali diminta untuk melakukan observasi di daerah yang baru saja ditinggalkan Bedu.

Tidak mengapa, kan? Toh penjualan di sana sudah lancar sehingga tugas-tugas Ali bisa digantikan sementara oleh pegawai lain. Ali pulang dengan serangkaian foto sepatu-sepatu yang dijual di toko-toko sepatu di sana. Pemilik pabrik agak bingung. Ali menyatakan bahwa model dan bahan sepatu-sepatu yang dijual di sana tidak sebaik produksi pabrik mereka. Ali bahkan bisa menghemat biaya produksi iklan karena menggunakan film yang dia gunakan di daerah pertama. Dia hanya perlu mencetak beberapa flyer saja. Orang-orang menjadi tahu bahwa ada model dan bahan sepatu yang begitu bagusnya dengan harga yang tidak lebih tinggi dari harga sepatu yang selama ini mereka beli. Ali hanya perlu meyakinkan, bahkan memiliki sepatu lebih dari tiga pasang sepatu adalah hal yang baik. Karena setiap orang dapat menggunakan sepatu yang sesuai dengan acara yang dihadiri.

Sekali lagi, toko yang baru dibuka diserahkan dalam pimpinan Ali. Sekali lagi –pula- toko sepatu yang dipimpin Ali menghasilkan penjualan cukup tinggi. Bahkan toko itu menjual lebih banyak dibanding jumlah penjualan semua toko sepatu yang ada di sana. Benar, Anda benar. Ali memang contoh yang sangat baik bagi motivasi. Maka bagi Anda yang ingin terus termotivasi, cukup sampai di sini. Tidak perlu meneruskan diskusi. Lho? Emang masih ada lagi yang mau didiskusikan? Ya iya lah. Judul diskusi ini kan ”Pabrik Sepatu”, bukan ”Sang Penjual Sepatu”.

Sekarang bayangkan apa yang akan Anda lakukan bila menjadi sang pemilik pabrik? Nah mulai terlihat kan, apa yang sedang kita diskusikan? Punishment? Anda memang sangat cerdas! Tapi ada teman Anda yang protes tuh. Jadi mari kita diskusikan lagi. Begini, sebagai pemilik pabrik sepatu, maka Anda pasti berharap bahwa Bedu belajar dari keberhasilan Ali. Ternyata itu tidak memberikan Bedu tambahan pemahaman bahwa prinsip-prinsip motivasi dan fikiran positif tidak terjadi di sel-sel kelabu di cortex atau di bagian belakang kepala Bedu. Dia hanya cemburu kepada Ali yang menjadi pemimpin cabang, tanpa belajar apapun. Itu terlihat jelas, karena ketika dia ditugaskan untuk observasi di daerah lain, ternyata dia juga menyarankan untuk tidak membuka toko di sana. Jadi apa yang dia dapat?

Sebagai pemilik pabrik, Anda tidak perlu lagi memikirkan apa yang didapat Bedu dari 2 pengalaman tadi. Anda justru perlu memikirkan apa yang harus didapat Bedu akibat 2 pengalaman tadi. Tapi kan dia tidak merugikan perusahaan? Benar di sisi itu. Tetapi bagaimana bila dia diminta untuk mengobservasi mengapa satu cabang toko penjualan menurun ? Jangan-jangan dia menyarankan untuk tutup karena konsumen lebih memilih produk yang dijual di toko lain. Bukannya mencari cara agar para konsumen mulai beralih atau tetap juga membeli produk yang dijual di toko mereka. Pecat? Mungkin tidak sekeras itu.

Karena kita perlu menggunakan hati nurani dan Bedu memiliki istri dan anak, serta tidak memiliki sumber penghasilan lain. Tapi dia memang harus ’dipecat’ sebagai punishment. Hilangkan sebagian fasilitas yang sudah dia dapatkan. Berikan itu kepada orang lain yang lebih baik dan mampu melakukan pekerjaannya sekarang. Panggil dan beritahu dia mengapa itu dilakukan. Minta dia untuk belajar kepada orang-orang lain, bila perlu di perusahaan lain, yang sebetulnya memiliki cara berfikir yang mirip Ali. Jadi kapan Anda mau ’pecat’? (Ardian Syam).



Lanjutan...
posted by Dimas at 2:34 PM